Komunitas Indo
Komunitas Indo atau blasteren ini merupakan kelompok tertua sejarah
kehadiran mereka di Negeri Belanda, sudah beberapa generasi hadir
dinegeri kincir angin. Melalui orang tua dan leluhurnya, mereka pindah
ke Negeri Belanda. Indo atau blasteren ini dikenal sejak terjadinya
perkimpoian antara sang tuan dan pengasuh rumah tangga mereka sejak masa
kolonial, di Nederlands Indië pada jaman tempo doeloe.
Tetapi komunitas ini mencapai puncaknya berpindah ke Belanda pada zaman
pergantian kekuasaan di Indonesia, dari orde-lama ke orde-baru, pada
akhir tahun 1965 – 1966, kemudian mereka berdiam negeri Belanda. Mereka
ini menganggap diri selaku orang Belanda, walaupun orang Belanda sendiri
menganggap mereka orang asing, demikian juga halnya orang di Indonesia
beranggapan sama kepada mereka. Hingga terjadi istilah bangsa kehilangan
tanah air dan orang-orang yang asing dinegri leluhurnya..
Komunitas Ambon
Komunitas Ambon merupakan Kelompok yang datang ke negeri Belanda melalui
kebijaksanaan Pemerintah Belanda pada awal tahun limapuluhan.
Pemerintah Belanda merasa bertanggung jawab atas keselamatan bekas
serdadunya, yang bergabung dalam KNIL(Koninklijk Nederlands Indische
Leger).Bekas tentara KNIL ini diangkut oleh pemerintah Belanda dari
Indonesia setelah Tentara Republik mengoperalih kekuasaan dibawah
presiden Sukarno.Hasil perkimpoian dgn berbagai ras di Nederland sampai
generasi ke tiga sekarang mungkin jumlahnya sudah ratusan ribu jiwa.
Mereka ini tersebar ke berbagai penjuru Nederland mulai dari Selatan
Provinsi Maastricht sampai ke utara provinsi Groningen dan Frisland.
kelompok Ambon asal KNIL ini membentuk kelompok yang terbesar dari empat
kelompok etnis asal Indonesia.
Komunitas Jawa Suriname
Komunitas Jawa Suriname merupakan Kelompok yang dinilai berliku-liku
jalan sejarah yang dilalui. Leluhur mereka berangkat dari pulau Jawa
pada jaman kolonial menuju ke Suriname. Asal mula kelompok ini, adalah
tenaga pekerja dari Jawa pada tahun 1890 dibawa ke Suriname, selaku
tenaga kerja kontrakan yang akan dipekerjakan diperkebunan tebu.menurut
mereka setelah masa kontrak habis, maka akan di kembalikan ke Jawa
tetapi kenyataanya tidak terealisasi.sehingga menetap di Suriname dan
membentuk satu kelompok dari penduduk negara Suriname.Setelah suriname
merdeka mereka membentuk satu komunitas Jawa-Suriname, kemudian dengan
suka rela, selaku bangsa merdeka datang ke negeri Belanda. Jawa Suriname
ini tetap merasa orang Jawa, tetapi tidak merasa orang Indonesia.
Perbedaan kedalam dapat kita ketahui, kalau mencoba berbincang dengan,
diantara mereka. Misalnya ditanya dalam bahasa Indonesia. Dari
Indonesia? Tidak ada jawaban. Jangan heran, tetapi pertanyaan kemudian
dirubah dalam bahasa Belanda.
“Waar komt U vandaan?” atau dari mana asal anda? Baru dapat jawaban
dalam bahasa Belanda, dan kadang terdengar pula komentar dilontarkan
mereka, menceritakan siapa dia, dari kelompok mana asal mereka. Misalnya
komentar mereka, kami orang Maluku, orang tua kami dari Ambon dan
komentar selanjutnya. Kalau mereka keturunan dari bekas tentara KNIL.
Kami orang Indo, kami turunan Belanda, nenek perempuan dari (.....)
mereka kadang menyebut kota asal neneknya, tetapi lebih banyak tidak
tahu lagi dari mana asal nenek perempuannya.
Kami orang Jawa, datang dari Suriname dan selanjutnya. Nenek-moyang kami
dibawa ke Suriname oleh Belanda. Kami masih punya famili di Jawa,
tetapi tidak tahu persisnya, dimana. Tetapi, bila bertemu dengan
kelompok ke empat, orang indonesia merdeka, terjadilah percakapan,
selagi ada kesempatan untuk berbincang-bincang.
uniknya Penampilan mereka sama dengan orang di Indonesia satu dengan
lainnya, tetapi mereka menganggap diri satu dengan lainnya berbeda Download Film Gratis Disini